Bagaimana Sejarah Penulisan Al-Quran?

Bagi kaum muslimin wajib mengetahui sejarah penulisan Al-quran dan bagaimana sejarah itu dapat terjadi. Al-quran adalah kitab suci umat Islam yang dipercaya kitab ini diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, surat dalam alquran ini terbagi dalam beberapa surat yang banyak masyarakat tahu adalah 30 surat (juz), dan dibagi kembali ke beberapa ayat. 

Umat Muslim mempercayai diturunkannya Al-Quran langsung oleh Allah SWT kepada Nabi muhammad SAW melalui malaikat-Nya, yaitu malaikat Jibril. Hal ini terjadi atau berangsur-angsur selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari. Ketika diturunkannya wahyu pertama kali kepada rasulullah SAW, beliau berusia 40 tahun hingga wafat pada tahun 632 M. Kaum Muslimin sangat menghargai dan menghormati Al-Quran sebagai karomah atau Mukjizat paling terbesar Rasulullah SAW yang diberikan Allah SWT. 

Al-quran menjadi salah satu tanda kenabian terakhir yang diturunkan langsung oleh Allah SWT, semenjak Nabi Adam dan diakhiri dengan mukjizat kepada Rasulullah SAW. Allah SWT juga mengutus rasulullah SAW untuk menuliskan kembali semua ayat-ayat suci Al-quran dan wajib mengajarkan kepada sahabat dan umat muslim untuk menghafalkannya. Lalu setelah wafatnya rasulullah SAW, para sahabat yang sudah menghafal ayat suci Al-quran mulai meneruskan menulis kembali supaya dapat dibaca dan dipahami oleh semua umat muslim di seluruh Dunia.

Sarana atau Media Penulisan Al-Quran

Dataran jazirah Arab pada saat itu masih belum mengenal adanya kertas atau alat tulis seperti halnya zaman modern seperti saat ini, Penulisan ayat suci Al-quran yang dimulai sejak zaman Rasulullah SAW dan para Sahabat-Nya lebih banyak memiliki kemampuan untuk menghafal yang sangat kuat, dan sejumlah penghafal Al-quran juga cukup banyak. hal ini dikarenakan pada zaman tersebut masih sangat sedikit dan minim umat muslim yang memiliki alat tulis. Lalu para sahabat mulai menuliskan apa yang mereka hafalkan menggunakan alat-alat dibawah ini,

  • Pelepah daun Kurma
  • Potongan kulit domba atau Unta
  • Permukaan bebatuan cadas
  • Tulang-tulang Unta

Pada zaman itu, para sahabat Rasulullah SAW juga banyak berperang melawan kaum Quraisy, dan banyak juga para sahabat yang wafat. Oleh karena itu Para sahabat yang masih hidup memerintahkan untuk segera mengumpulkan semua hafalan Al-quran di pelosok negeri Arab supaya tidak hilang atau berkurang pada ayat-ayat suci Al-quran.

Setelah semua hafalan Al-quran sudah terkumpul dan ditulis ulang, para sahabat mulai menyebarkan ajaran Islam ke luar wilayah Arab. Ketika dalam perjalanannya penyebaran agama islam mulai menemui masalah tentang dialek yang berbeda di setiap negara atau kerajaan pada saat itu, lalu para sahabat mulai menyesuaikan hafalan-hafalan ayat suci Al-quran dengan masyarakat atau kaum muslimin dengan dialek-dialek yang mereka pahami. tetapi masalah ini menjadi dilema untuk para Sahabat, karena bisa menjadi fitnah jika ada kaum muslimin yang kurang memahami dialek asli Al-quran. 

Beberapa tahun setelah Al-quran sudah menyebar ke pelosok dunia, barulah semakin banyak penghafal al-quran yang bisa disebut Hafidz dan para hafidz inilah yang menjadi penerus menyebarnya Al-quran ke daerah-daerah terpencil di Dunia ini. Al-quran menjadi pedoman atau petunjuk untuk umat muslim, kadang juga menjadi kisah sejarah perjalanannya dan menekankan bahwa moral dan hukum yang baik lebih diutamakan.

Bagaimana perkembangan Al-Quran di Zaman Modern Sekarang ini?

Perkembangan alquran dalam era modern sekarang ini sangat memprihatinkan, sudah jarang atau hanya sedikit penghafal – penghafal ayat suci Al-quran, ketika umat muslim sendiri sudah sejak lahir diberikan pedoman al-quran akan tetapi ketika dewasa mulai berkurang karena lingkungan yang tidak tepat, sehingga hafalan tersebut mulai disingkirkan oleh ego duniawinya saja. misalnya anak sekarang lebih sering dan hobi untuk melihat sosial media yang menurutnya keren, lalu melihat film-film yang tidak mendidik daripada menghafal ayat suci Al-quran. 

Ketika media sosial menjadi lebih penting daripada menghafal Al-quran, maka jadilah perubahan kesadaran pada umat muslim ketika menghadapi masalah yang rumit. Padahal didalam ayat suci Al-quran dijelaskan bahwa Al-quran adalah petunjuk untuk semua umat di dunia. Umat muslim lebih percaya kepada manusia daripada percaya kepada Allah SWT dan semua Rasul-rasul-Nya.