Shalat Witir: Penutup Malam yang Penuh Berkah (Syabab.com)

Shalat Witir adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam, khususnya sebagai penutup rangkaian ibadah malam. Syabab.com memahami betul pentingnya ibadah ini dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Witir, secara bahasa, berarti ganjil. Penamaan ini merujuk pada jumlah rakaatnya yang selalu ganjil, sebagai pembeda dari shalat-shalat fardhu yang umumnya berjumlah genap. Shalat Witir memiliki keutamaan yang luar biasa dan menjadi amalan rutin Rasulullah SAW, sehingga sangat disayangkan jika kita melewatkannya. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang shalat Witir, mulai dari hukum, waktu pelaksanaan, tata cara, keutamaan, hingga berbagai hal penting lainnya yang perlu diketahui.

Hukum Shalat Witir

Para ulama sepakat bahwa shalat Witir hukumnya adalah sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW sendiri tidak pernah meninggalkan shalat Witir, baik ketika berada di rumah maupun dalam perjalanan (safar). Hal ini menunjukkan betapa pentingnya shalat ini dalam kehidupan seorang Muslim.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

"Jadikanlah shalat Witir sebagai akhir dari shalat malammu."

Hadits ini menjadi landasan kuat bagi anjuran melaksanakan shalat Witir sebagai penutup ibadah malam. Meskipun bukan merupakan kewajiban, namun karena Rasulullah SAW selalu melaksanakannya dan menganjurkannya, maka sangat dianjurkan bagi setiap Muslim untuk membiasakan diri melaksanakan shalat Witir.

Waktu Pelaksanaan Shalat Witir

Waktu pelaksanaan shalat Witir adalah setelah shalat Isya hingga terbit fajar. Namun, waktu yang paling utama adalah di sepertiga malam terakhir, yaitu setelah melaksanakan shalat Tahajud. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan keutamaan shalat malam di sepertiga malam terakhir.

Jika seseorang merasa khawatir tidak dapat bangun di sepertiga malam terakhir, maka diperbolehkan untuk melaksanakan shalat Witir sebelum tidur setelah shalat Isya. Namun, jika ia terbiasa bangun di sepertiga malam terakhir, maka lebih utama untuk menunda pelaksanaan shalat Witir hingga waktu tersebut.

Jumlah Rakaat Shalat Witir

Jumlah rakaat shalat Witir adalah ganjil, minimal satu rakaat dan maksimal sebelas rakaat. Jumlah rakaat yang paling umum dilakukan adalah tiga rakaat. Namun, diperbolehkan juga melaksanakan satu, lima, tujuh, sembilan, atau sebelas rakaat, sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan masing-masing.

  • Satu Rakaat: Jika seseorang hanya memiliki sedikit waktu atau merasa sangat lelah, maka diperbolehkan untuk melaksanakan shalat Witir hanya satu rakaat.
  • Tiga Rakaat: Cara pelaksanaan tiga rakaat Witir ada dua cara:
    • Langsung Tiga Rakaat: Dilaksanakan tiga rakaat sekaligus dengan satu kali tasyahud di akhir.
    • Dua Rakaat Salam, Lalu Satu Rakaat: Melaksanakan dua rakaat kemudian salam, lalu dilanjutkan dengan satu rakaat.
  • Lima Rakaat: Dilaksanakan lima rakaat sekaligus dengan satu kali tasyahud di akhir.
  • Tujuh Rakaat: Dilaksanakan tujuh rakaat sekaligus dengan satu kali tasyahud di akhir.
  • Sembilan Rakaat: Dilaksanakan sembilan rakaat sekaligus dengan satu kali tasyahud di akhir setelah rakaat ke delapan, kemudian berdiri lagi untuk rakaat kesembilan dan tasyahud akhir.
  • Sebelas Rakaat: Dilaksanakan dengan setiap dua rakaat salam, kemudian diakhiri dengan satu rakaat.

Tata Cara Shalat Witir

Tata cara shalat Witir pada dasarnya sama dengan shalat sunnah lainnya. Berikut adalah langkah-langkahnya:

  1. Niat: Niat shalat Witir di dalam hati. Contoh niat untuk tiga rakaat:

    • أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

      Ushalli sunnatal witri tsalâtsa raka’âtin mustaqbilal qiblati adâ’an lillâhi ta’âlâ

      Artinya: "Aku niat shalat sunnah Witir tiga rakaat menghadap kiblat karena Allah ta’ala."

  2. Takbiratul Ihram: Mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau telinga sambil mengucapkan "Allahu Akbar."
  3. Membaca Doa Iftitah: Membaca doa iftitah (sunnah).
  4. Membaca Surat Al-Fatihah: Membaca surat Al-Fatihah pada setiap rakaat.
  5. Membaca Surat Pendek: Membaca surat pendek atau beberapa ayat Al-Quran setelah Al-Fatihah (sunnah).
  6. Ruku’: Ruku’ dengan membaca tasbih "Subhana Rabbiyal ‘Adzimi Wabihamdi" sebanyak tiga kali.
  7. I’tidal: Bangkit dari ruku’ sambil mengucapkan "Sami’allahu Liman Hamidah." Kemudian membaca "Rabbana Lakal Hamdu."
  8. Sujud: Sujud dengan membaca tasbih "Subhana Rabbiyal A’la Wabihamdi" sebanyak tiga kali.
  9. Duduk Antara Dua Sujud: Duduk di antara dua sujud sambil membaca "Rabbighfirli Warhamni Wajburni Warfa’ni Warzuqni Wahdini Wa’afini Wa’fu Anni."
  10. Sujud Kedua: Sujud kembali seperti sebelumnya.
  11. Bangkit untuk Rakaat Berikutnya: Melanjutkan rakaat berikutnya sesuai dengan jumlah rakaat yang diniatkan.
  12. Tasyahud Akhir: Pada rakaat terakhir, duduk untuk tasyahud akhir dan membaca bacaan tasyahud.
  13. Salam: Mengakhiri shalat dengan salam ke kanan dan ke kiri.
  14. Doa Qunut (Sunnah): Pada rakaat terakhir shalat Witir, setelah ruku’ dan i’tidal, disunnahkan membaca doa qunut. Doa qunut dibaca dengan mengangkat kedua tangan.

Doa Qunut Witir

Berikut adalah bacaan doa qunut Witir yang umum dibaca:

اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Allahummah dini fiman hadait, wa ‘aafini fiman ‘afait, wa tawallani fiman tawallait, wa barik li fima a’thait, wa qini syarra ma qadhait, fa innaka taqdhi wa la yuqdha ‘alaik, wa innahu la yadzillu man walait, wa la ya’izzu man ‘adait, tabarakta rabbana wa ta’alait, falakal hamdu ‘ala ma qadhait, astaghfiruka wa atubu ilaik, wa shallallahu ‘ala sayyidina muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam.

Keutamaan Shalat Witir

Shalat Witir memiliki banyak keutamaan, di antaranya:

  1. Dicintai Allah SWT: Shalat Witir merupakan salah satu amalan yang dicintai oleh Allah SWT.
  2. Menghapus Dosa: Melaksanakan shalat Witir dapat menjadi sebab diampuninya dosa-dosa.
  3. Mendekatkan Diri kepada Allah SWT: Shalat Witir merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan keimanan.
  4. Menjadi Saksi di Hari Kiamat: Shalat Witir akan menjadi saksi bagi orang yang melaksanakannya di hari kiamat.
  5. Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW: Melaksanakan shalat Witir berarti mengikuti sunnah Rasulullah SAW, yang merupakan sebaik-baiknya teladan.
  6. Penutup Ibadah Malam yang Sempurna: Shalat Witir menyempurnakan ibadah malam dan menjadi penutup yang penuh berkah.

Hal-Hal Penting Lainnya

  • Mengqadha Shalat Witir: Jika seseorang tertidur atau lupa melaksanakan shalat Witir, maka disunnahkan untuk mengqadhanya di pagi hari sebelum matahari terbit.
  • Berjamaah: Shalat Witir boleh dilaksanakan secara berjamaah, terutama pada bulan Ramadhan.
  • Konsisten: Usahakan untuk konsisten melaksanakan shalat Witir setiap malam, meskipun hanya satu rakaat.

Kesimpulan

Shalat Witir adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan sebagai penutup ibadah malam. Dengan melaksanakan shalat Witir, kita dapat meraih banyak keutamaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mari kita jadikan shalat Witir sebagai amalan rutin dalam kehidupan kita, sehingga kita termasuk orang-orang yang dicintai oleh Allah SWT dan mendapatkan keberkahan di dunia dan akhirat. Syabab.com mengajak seluruh umat Muslim untuk menghidupkan sunnah ini dan meraih keutamaannya.

Shalat Witir: Penutup Malam yang Penuh Berkah (Syabab.com)

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *