Kisah Nabi Nuh AS: Kesabaran dan Keteguhan di Tengah Gelombang Penolakan (syabab.com)

Nabi Nuh AS adalah salah satu nabi ulul azmi yang memiliki ketabahan luar biasa dalam menghadapi kaumnya yang ingkar. Kisahnya adalah pelajaran abadi tentang kesabaran, keteguhan iman, dan konsekuensi dari penolakan terhadap kebenaran. Kisah Nabi Nuh AS bukan hanya sekadar cerita masa lalu, tetapi juga cerminan bagi kita di masa kini, khususnya bagi generasi muda yang haus akan inspirasi dan hikmah.

Nasab dan Latar Belakang Nabi Nuh AS

Nabi Nuh AS adalah keturunan kesembilan dari Nabi Adam AS. Nasabnya adalah Nuh bin Lamik bin Metusyalih bin Idris (Hanokh) bin Yarid bin Mahlail bin Qinan bin Anusy bin Syits bin Adam AS. Beliau diutus oleh Allah SWT kepada kaumnya yang telah menyimpang jauh dari ajaran tauhid. Kaum Nabi Nuh AS tenggelam dalam kesyirikan, menyembah berhala-berhala yang mereka buat sendiri. Mereka melupakan Allah SWT, Sang Pencipta alam semesta.

Dakwah Nabi Nuh AS: Ujian Kesabaran yang Tak Berujung

Nabi Nuh AS berdakwah kepada kaumnya selama kurang lebih 950 tahun. Bayangkan, hampir seribu tahun! Selama itu, beliau tak pernah lelah menyeru kaumnya untuk kembali kepada Allah SWT, meninggalkan berhala-berhala, dan berbuat kebajikan. Namun, respons yang beliau terima justru sangat menyakitkan. Kaumnya menolak mentah-mentah ajaran Nabi Nuh AS. Mereka mengejek, menghina, bahkan mengancam akan menyakitinya.

Al-Quran mengabadikan bagaimana kaum Nabi Nuh AS merespons dakwah beliau:

"Berkatalah kaumnya: "Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar." (QS. Hud: 32)

Mereka menantang Nabi Nuh AS untuk mendatangkan azab jika memang beliau adalah seorang nabi yang benar. Penolakan ini tidak membuat Nabi Nuh AS putus asa. Beliau terus berdakwah dengan penuh kesabaran dan kelembutan. Beliau menjelaskan kepada kaumnya tentang kebesaran Allah SWT, azab yang pedih bagi orang-orang yang ingkar, dan pahala yang besar bagi orang-orang yang beriman.

Nabi Nuh AS menggunakan berbagai cara dalam berdakwah. Terkadang, beliau berdakwah secara terang-terangan di depan umum. Di lain waktu, beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi dari rumah ke rumah. Beliau berusaha menjangkau semua lapisan masyarakat, dari orang kaya hingga orang miskin, dari orang tua hingga anak-anak muda.

Namun, sebagian besar kaum Nabi Nuh AS tetap keras kepala. Mereka menolak kebenaran dan lebih memilih untuk mengikuti hawa nafsu mereka. Hanya sedikit orang yang beriman kepada Nabi Nuh AS, itupun kebanyakan dari kalangan orang-orang miskin dan lemah.

Perintah Membuat Bahtera: Persiapan Menghadapi Azab

Setelah berdakwah selama ratusan tahun dan hanya sedikit orang yang beriman, Nabi Nuh AS merasa sangat sedih dan putus asa. Beliau kemudian berdoa kepada Allah SWT:

"Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di bumi. (QS. Nuh: 26)

Allah SWT mengabulkan doa Nabi Nuh AS. Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh AS untuk membuat sebuah bahtera (kapal) yang sangat besar. Perintah ini tentu saja membuat kaum Nabi Nuh AS semakin mengejek dan menghina beliau. Bagaimana mungkin seorang nabi membuat kapal di tengah daratan yang jauh dari laut? Mereka menganggap Nabi Nuh AS sudah gila.

Namun, Nabi Nuh AS tidak menghiraukan ejekan mereka. Beliau dengan tekun dan sabar membuat bahtera sesuai dengan petunjuk Allah SWT. Beliau dibantu oleh para pengikutnya yang setia. Proses pembuatan bahtera ini memakan waktu yang sangat lama.

Datangnya Banjir Besar: Azab bagi yang Ingkar

Setelah bahtera selesai dibuat, Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh AS untuk memasukkan ke dalam bahtera sepasang dari setiap jenis binatang, serta keluarga beliau dan orang-orang yang beriman. Kemudian, Allah SWT mendatangkan banjir yang sangat besar. Air bah naik dengan dahsyat, menenggelamkan seluruh bumi.

Al-Quran menggambarkan dahsyatnya banjir tersebut:

"Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka bertemulah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan. (QS. Al-Qamar: 11-12)

Orang-orang kafir yang menolak ajakan Nabi Nuh AS tenggelam dalam banjir tersebut. Bahkan, salah satu anak Nabi Nuh AS yang bernama Kan’an juga ikut tenggelam karena ia menolak untuk naik ke bahtera dan lebih memilih untuk berlindung di atas gunung. Nabi Nuh AS sangat sedih melihat anaknya tenggelam, namun Allah SWT mengingatkan beliau bahwa Kan’an bukanlah termasuk keluarganya karena ia telah kafir.

Bahtera Nabi Nuh AS terus berlayar di atas air bah yang dahsyat. Setelah beberapa waktu, banjir mulai surut dan bahtera Nabi Nuh AS berlabuh di Gunung Judi.

Hikmah dari Kisah Nabi Nuh AS

Kisah Nabi Nuh AS mengandung banyak hikmah yang dapat kita petik, di antaranya:

  1. Kesabaran dan Keteguhan Iman: Nabi Nuh AS adalah contoh nyata tentang kesabaran dan keteguhan iman. Beliau tidak pernah menyerah dalam berdakwah meskipun menghadapi penolakan dan hinaan yang bertubi-tubi.
  2. Konsekuensi dari Penolakan Terhadap Kebenaran: Kisah Nabi Nuh AS menunjukkan bahwa penolakan terhadap kebenaran akan membawa konsekuensi yang sangat buruk. Orang-orang yang ingkar akan diazab oleh Allah SWT.
  3. Kekuatan Doa: Doa Nabi Nuh AS dikabulkan oleh Allah SWT. Ini menunjukkan bahwa doa adalah senjata yang sangat ampuh bagi orang-orang yang beriman.
  4. Pentingnya Mengikuti Petunjuk Allah SWT: Nabi Nuh AS selamat dari banjir karena beliau mengikuti petunjuk Allah SWT untuk membuat bahtera. Ini mengajarkan kita untuk selalu mengikuti perintah Allah SWT dalam segala aspek kehidupan.
  5. Keluarga Tidak Menjamin Keselamatan: Meskipun Nabi Nuh AS adalah seorang nabi, anaknya sendiri, Kan’an, tetap diazab karena ia kafir. Ini menunjukkan bahwa hubungan keluarga tidak menjamin keselamatan di akhirat. Yang terpenting adalah keimanan dan amal saleh.

Kisah Nabi Nuh AS adalah pengingat bagi kita semua untuk selalu beriman kepada Allah SWT, berbuat kebajikan, dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari kisah ini dan menjadi hamba-hamba Allah SWT yang saleh dan salehah. Amin.

Kisah Nabi Nuh AS: Kesabaran dan Keteguhan di Tengah Gelombang Penolakan (syabab.com)

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *