syabab.com – Sholat Dhuha adalah salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan dalam Islam. Banyak hadis yang menyebutkan keutamaan sholat Dhuha, seperti mendapatkan rezeki yang lancar dan pahala setara dengan sedekah. Namun, ada satu kisah menarik terkait sahabat Nabi, Abdullah bin Mas’ud, yang dikabarkan pernah marah pada seseorang yang rutin menjalankan sholat Dhuha. Lalu, mengapa hal ini bisa terjadi? Gus Baha, seorang ulama ahli tafsir asal Indonesia, memberikan penjelasan mendalam terkait peristiwa ini.

Abdullah bin Mas’ud dan Ketegasannya dalam Beribadah

Abdullah bin Mas’ud adalah salah satu sahabat dekat Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan ilmunya dalam Al-Qur’an dan pemahamannya yang dalam terhadap ajaran Islam. Ia merupakan sosok yang sangat berpegang teguh pada sunnah Rasulullah dan tidak segan menegur apabila melihat sesuatu yang dianggap menyimpang dari pemahaman Islam yang benar.

Dalam suatu riwayat, diceritakan bahwa Abdullah bin Mas’ud pernah marah kepada seseorang yang rutin menjalankan sholat Dhuha. Sekilas, hal ini terdengar bertentangan dengan ajaran Islam yang menganjurkan sholat Dhuha sebagai ibadah sunnah. Namun, penjelasan dari Gus Baha mengungkapkan bahwa kemarahan Abdullah bin Mas’ud bukan disebabkan oleh pelaksanaan sholat Dhuha itu sendiri, melainkan karena alasan tertentu yang berkaitan dengan pemahaman dan praktik ibadah yang benar.

Penjelasan Gus Baha tentang Sikap Abdullah bin Mas’ud

Gus Baha menjelaskan bahwa kemarahan Abdullah bin Mas’ud terjadi karena pada masa itu, sholat Dhuha belum menjadi ibadah sunnah yang banyak diamalkan oleh umat Islam. Bahkan, di kalangan para sahabat sendiri, terdapat perbedaan pandangan mengenai status sholat Dhuha. Sebagian menganggapnya sebagai ibadah sunnah yang sangat dianjurkan, sementara yang lain memandangnya sebagai ibadah yang tidak perlu dilakukan secara rutin.

Menurut Gus Baha, ada beberapa alasan mengapa Abdullah bin Mas’ud marah kepada orang yang rutin sholat Dhuha:

  1. Khawatir Dianggap Wajib
    Abdullah bin Mas’ud khawatir jika seseorang terlalu sering melakukan sholat Dhuha secara rutin, maka orang-orang awam akan menganggapnya sebagai ibadah wajib. Padahal, dalam Islam, membedakan antara ibadah wajib dan sunnah adalah hal yang sangat penting agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami syariat.
  2. Menjaga Keselarasan dengan Sunnah Rasulullah
    Gus Baha menuturkan bahwa sholat Dhuha memang dianjurkan, tetapi Rasulullah SAW sendiri tidak melakukannya setiap hari. Hal ini menunjukkan bahwa ibadah sunnah sebaiknya dilakukan dengan sikap moderat, tanpa menjadikannya sebagai suatu keharusan mutlak.
  3. Fokus pada Ibadah yang Lebih Utama
    Dalam Islam, ada banyak bentuk ibadah yang lebih utama, seperti sholat fardhu, qiyamul lail, dan dzikir. Abdullah bin Mas’ud ingin memastikan bahwa umat Islam tidak hanya berfokus pada satu jenis ibadah sunnah tertentu, tetapi juga memperhatikan ibadah lainnya yang memiliki keutamaan lebih besar.

Sikap Bijak dalam Mengamalkan Sholat Dhuha

Dari penjelasan Gus Baha, dapat dipahami bahwa Abdullah bin Mas’ud tidak menentang sholat Dhuha itu sendiri, tetapi lebih kepada cara umat Islam mengamalkannya. Oleh karena itu, ada beberapa pelajaran yang bisa diambil:

  • Sholat Dhuha adalah Sunnah, Bukan Wajib
    Sebagai umat Islam, kita perlu memahami bahwa sholat Dhuha adalah ibadah sunnah yang dianjurkan, tetapi tidak wajib. Oleh karena itu, tidak perlu merasa bersalah jika sesekali tidak melaksanakannya.
  • Moderasi dalam Beribadah
    Islam mengajarkan keseimbangan dalam beribadah. Tidak perlu terlalu berlebihan dalam mengamalkan satu jenis ibadah tertentu hingga mengabaikan yang lain.
  • Mengikuti Sunnah Rasulullah
    Jika Rasulullah tidak selalu melakukan sholat Dhuha setiap hari, maka sebaiknya kita juga meneladani beliau dengan tidak berlebihan dalam mengamalkannya.

Kesimpulan

Kisah Abdullah bin Mas’ud yang marah pada orang yang rutin sholat Dhuha memberikan pelajaran berharga bagi kita dalam memahami ajaran Islam. Melalui penjelasan Gus Baha, kita memahami bahwa kemarahan tersebut bukanlah karena penolakan terhadap sholat Dhuha, tetapi lebih kepada kekhawatiran terhadap pemahaman yang keliru dalam menjalankan ibadah.

Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk beribadah dengan ilmu dan memahami dalil-dalil yang melandasinya. Sholat Dhuha tetap memiliki banyak keutamaan, tetapi hendaknya diamalkan dengan sikap yang moderat, sesuai dengan sunnah Rasulullah. Dengan demikian, kita bisa menjalankan ibadah dengan benar dan tidak terjebak dalam pemahaman yang keliru.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *