Gunung Rinjani, salah satu destinasi pendakian paling populer di Indonesia, akan menerapkan aturan baru mulai 2025. Pendaki solo kini wajib didampingi pemandu berlisensi saat mendaki gunung ini. Kebijakan ini dikeluarkan oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) untuk menekan risiko kecelakaan, kehilangan, atau keadaan darurat yang semakin sering terjadi dalam pendakian tunggal.

Langkah ini diambil setelah mencermati sejumlah insiden yang melibatkan pendaki tunggal, termasuk kasus tersesat dan hilang kontak. Solo hiking memang menantang dan penuh pengalaman pribadi, tetapi juga menyimpan bahaya besar, terutama di medan pegunungan ekstrem seperti Rinjani.

Aturan Pendakian Baru Diterapkan 2025

Mulai tahun 2025, pendaki solo hanya diperbolehkan naik Gunung Rinjani apabila didampingi oleh pemandu resmi yang telah tersertifikasi oleh BTNGR. Berikut beberapa ketentuan penting dari kebijakan baru ini:

  • Pendaki wajib mendaftar lewat aplikasi eRinjani.
  • Bukti pendampingan pemandu harus ditunjukkan saat registrasi.
  • Tanpa pemandu, pendaki tidak diizinkan memasuki jalur pendakian.
  • Biaya jasa pemandu menjadi tanggung jawab pendaki.

Tujuan dari aturan ini tidak semata-mata membatasi, melainkan untuk memberi perlindungan optimal kepada pendaki, serta menghindari tragedi yang bisa terjadi sewaktu-waktu di jalur yang panjang dan sulit.

Keuntungan Menggunakan Pemandu Lokal

Selain menjamin keselamatan, kehadiran pemandu lokal memberi banyak keuntungan. Mereka bukan hanya tahu rute terbaik dan kondisi cuaca terkini, tapi juga mampu memberikan informasi sejarah, budaya lokal, serta menjaga lingkungan dari tindakan yang bisa merusak alam.

Pendaki yang ditemani pemandu juga berpeluang lebih besar menikmati perjalanan karena bisa fokus pada pengalaman tanpa harus terlalu khawatir soal arah dan logistik.

Pro Kontra dari Kalangan Pendaki

Sejumlah pendaki profesional atau yang terbiasa menjelajahi alam sendirian merasa keberatan karena aturan ini mengurangi aspek kebebasan dan tantangan pribadi. Namun, tak sedikit juga yang menyambut positif karena merasa lebih aman dan nyaman selama mendaki.

BTNGR mengimbau komunitas pendaki untuk memahami tujuan kebijakan ini. Keseimbangan antara kebebasan dan keselamatan menjadi prioritas utama dalam pengelolaan taman nasional.

Dukungan Bagi Pemandu dan Ekonomi Lokal

Dengan diterapkannya aturan ini, masyarakat sekitar Gunung Rinjani berpeluang mendapat pekerjaan sebagai pemandu. BTNGR telah menyiapkan pelatihan dan sertifikasi bagi warga yang ingin menjadi pendamping pendaki resmi.

Ini juga sejalan dengan upaya pengembangan wisata berkelanjutan, di mana masyarakat lokal tak hanya menjadi penonton, tetapi ikut ambil bagian secara aktif dan legal.

Penutup

Solo hiking di Rinjani masih diperbolehkan, namun dengan pengawasan ketat dan wajib menggunakan jasa pemandu resmi. Pendekatan ini diharapkan menjadi solusi terbaik untuk menjaga keselamatan, melestarikan alam, dan memberdayakan masyarakat sekitar.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *