Shalat Dhuha: Cahaya Pagi yang Membawa Berkah (Disadur dari Syabab.com)
Shalat Dhuha adalah salah satu shalat sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Keutamaannya yang luar biasa, kemudahan pelaksanaannya, dan waktunya yang fleksibel menjadikannya amalan yang sangat dicintai oleh kaum Muslimin. Disadur dari berbagai sumber, termasuk syabab.com, artikel ini akan mengupas tuntas tentang Shalat Dhuha, mulai dari pengertian, hukum, keutamaan, waktu pelaksanaan, tata cara, hingga doa yang dianjurkan. Mari kita simak bersama!
Pengertian Shalat Dhuha
Secara bahasa, "Dhuha" berarti waktu matahari mulai naik kurang lebih sepenggalan, atau sekitar pukul 07.00 hingga menjelang waktu Dzuhur. Shalat Dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu tersebut. Shalat ini juga dikenal dengan nama Shalat Isyraq, terutama jika dikerjakan di awal waktu Dhuha setelah matahari terbit sempurna.
Hukum Shalat Dhuha
Hukum Shalat Dhuha adalah sunnah muakkadah, yang berarti sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sendiri senantiasa mengerjakan shalat ini dan menganjurkan umatnya untuk melakukannya. Banyak hadits yang menjelaskan keutamaan dan manfaat dari Shalat Dhuha, yang semakin menguatkan anjuran untuk mengamalkannya.
Keutamaan Shalat Dhuha
Keutamaan Shalat Dhuha sangatlah banyak, di antaranya adalah:
-
Sebagai Sedekah: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
"Setiap pagi, setiap persendian salah seorang di antara kamu membutuhkan sedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, melarang kemungkaran adalah sedekah. Dan semua itu tercukupi dengan dua rakaat shalat Dhuha yang dikerjakannya." (HR. Muslim)
Hadits ini menjelaskan bahwa Shalat Dhuha dapat menggantikan sedekah untuk seluruh persendian tubuh kita setiap hari. Ini adalah keutamaan yang sangat besar, mengingat betapa sulitnya bersedekah untuk setiap persendian setiap hari.
-
Dibangunkan Rumah di Surga: Dalam sebuah hadits qudsi, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
"Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat rakaat di awal siang (Shalat Dhuha), niscaya Aku akan mencukupkanmu di akhir harimu." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi)
Para ulama menafsirkan bahwa "mencukupkan" di sini berarti Allah akan mencukupi segala kebutuhan kita di hari itu, baik kebutuhan dunia maupun akhirat. Bahkan, ada yang menafsirkan bahwa Allah akan membangunkan rumah untuk kita di surga.
-
Sebagai Pembuka Pintu Rezeki: Shalat Dhuha diyakini sebagai salah satu amalan yang dapat membuka pintu rezeki. Dengan mengerjakan Shalat Dhuha, kita menunjukkan ketergantungan kita kepada Allah dan memohon kepada-Nya untuk memberikan rezeki yang berkah.
-
Menghapus Dosa: Meskipun tidak ada hadits shahih yang secara eksplisit menyebutkan bahwa Shalat Dhuha dapat menghapus dosa, namun secara umum, semua amalan shalih dapat menghapus dosa-dosa kecil. Dengan memperbanyak amalan shalih, termasuk Shalat Dhuha, kita berharap agar Allah mengampuni dosa-dosa kita.
-
Dicintai Allah dan Rasul-Nya: Dengan mengerjakan Shalat Dhuha, kita menunjukkan ketaatan kita kepada Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya pasti akan dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya.
Waktu Pelaksanaan Shalat Dhuha
Waktu pelaksanaan Shalat Dhuha dimulai setelah matahari terbit sempurna dan meninggi seukuran tombak (sekitar 15-20 menit setelah matahari terbit) hingga menjelang waktu Dzuhur. Waktu yang paling utama untuk mengerjakan Shalat Dhuha adalah ketika matahari sudah semakin tinggi dan panas mulai terasa (sekitar pukul 09.00 hingga 11.00).
Jumlah Rakaat Shalat Dhuha
Jumlah rakaat Shalat Dhuha paling sedikit adalah dua rakaat, dan paling banyak adalah dua belas rakaat. Setiap dua rakaat diakhiri dengan salam. Tidak ada batasan jumlah rakaat yang boleh dikerjakan, namun sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi masing-masing.
Tata Cara Shalat Dhuha
Tata cara Shalat Dhuha sama dengan shalat sunnah lainnya, yaitu:
-
Niat: Niat Shalat Dhuha dilakukan di dalam hati. Lafadz niatnya adalah:
"Ushalli sunnatadh dhuhaa rak’ataini lillahi ta’ala"
(Aku niat shalat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta’ala)
-
Takbiratul Ihram: Mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau telinga sambil mengucapkan "Allahu Akbar".
-
Membaca Doa Iftitah: Doa iftitah dibaca setelah takbiratul ihram.
-
Membaca Surat Al-Fatihah: Membaca surat Al-Fatihah pada setiap rakaat.
-
Membaca Surat Pendek: Dianjurkan untuk membaca surat pendek setelah membaca surat Al-Fatihah. Pada rakaat pertama, dianjurkan membaca surat Asy-Syams atau surat Al-Kafirun. Pada rakaat kedua, dianjurkan membaca surat Adh-Dhuha atau surat Al-Ikhlas.
-
Ruku’: Membungkukkan badan dengan meletakkan kedua tangan di lutut sambil membaca tasbih "Subhana rabbiyal ‘adzimi wabihamdih" (Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya) sebanyak tiga kali.
-
I’tidal: Bangkit dari ruku’ sambil mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau telinga sambil mengucapkan "Sami’allahu liman hamidah" (Allah mendengar orang yang memuji-Nya). Kemudian membaca "Rabbana lakal hamdu mil’as samawati wa mil’al ardhi wa mil’a ma syi’ta min syai’in ba’du" (Ya Rabb kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu).
-
Sujud: Meletakkan dahi, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan ujung jari kaki di lantai sambil membaca tasbih "Subhana rabbiyal a’la wabihamdih" (Maha Suci Rabbku Yang Maha Tinggi dan segala puji bagi-Nya) sebanyak tiga kali.
-
Duduk di Antara Dua Sujud: Duduk iftirasy (duduk di atas telapak kaki kiri dan menegakkan telapak kaki kanan) sambil membaca doa "Rabbighfirli warhamni wajburni warfa’ni warzuqni wahdini wa’afini wa’fu ‘anni" (Ya Rabbku, ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, angkatlah derajatku, berilah aku rezeki, berilah aku petunjuk, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku).
-
Sujud Kedua: Melakukan sujud kedua seperti sujud pertama.
-
Bangkit untuk Rakaat Kedua: Bangkit dari sujud kedua untuk melanjutkan rakaat kedua.
-
Melakukan Rakaat Kedua: Melakukan rakaat kedua seperti rakaat pertama, mulai dari membaca surat Al-Fatihah hingga sujud kedua.
-
Tasyahud Akhir: Duduk tawarruk (duduk dengan meletakkan pinggul kiri di lantai dan mengeluarkan kaki kiri dari bawah kaki kanan) sambil membaca tasyahud akhir.
-
Salam: Menoleh ke kanan dan ke kiri sambil mengucapkan "Assalamu’alaikum warahmatullah" (Semoga keselamatan dan rahmat Allah menyertai kalian).
Doa Setelah Shalat Dhuha
Setelah selesai mengerjakan Shalat Dhuha, dianjurkan untuk membaca doa. Berikut adalah salah satu contoh doa yang bisa dibaca:
"Allahumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ‘ishmata ‘ishmatuka. Allahumma in kaana rizqi fis samaa-i fa anzilhu, wa in kaana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assaran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa thahhirhu, wa in kaana ba’idan fa qarribhu, bi haqqi dhuhaa-ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatini maa aataita ‘ibaadakash shalihiin."
Artinya:
"Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rezekiku berada di langit, maka turunkanlah, jika berada di bumi, maka keluarkanlah, jika sulit, maka mudahkanlah, jika haram, maka sucikanlah, jika jauh, maka dekatkanlah, dengan hak Dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih."
Kesimpulan
Shalat Dhuha adalah amalan sunnah yang sangat dianjurkan karena memiliki banyak keutamaan dan manfaat. Dengan meluangkan waktu sejenak di pagi hari untuk mengerjakan Shalat Dhuha, kita berharap agar Allah memberikan keberkahan dalam hidup kita, membuka pintu rezeki, mengampuni dosa-dosa kita, dan mencintai kita. Mari kita jadikan Shalat Dhuha sebagai amalan rutin dalam kehidupan kita sehari-hari. Semoga Allah memudahkan kita untuk senantiasa istiqamah dalam beribadah kepada-Nya.