Kisah Nabi Isa di Alquran

Nabi Isa AS adalah salah satu 25 nabi dan rasul yang diutus oleh Allah SWT dan wajib diimani oleh umat Islam. Kisah Nabi Isa diceritakan dalam Al-Qur’an, pada Surat Ali Imran dan Surat Maryam. Ada sebanyak 17 ayat menggambarkan lahirnya seorang anak laki-laki dari seorang wanita yang bernama Maryam. Maryam adalah seorang wanita yang berasal dari dari keluarga yang baik dan terpuji pada kalangan Bani israel. Dia dikenal sebagai perempuan yang taat dalam ibadah dan tidak menyukai pernikahan. Suatu hari malaikat Jibril datang kepada Maryam dan mengatakan kepadanya bahwa Allah SWT akan memberinya seorang putra. Pada titik ini, Jibril berubah menjadi manusia seutuhnya, dan Maryam mendapati dirinya dalam posisi sendirian di sebuah tempat. Mariam takut kepada Jibril yang sedang  dalam wujud manusia akan melakukan sesuatu yang buruk padanya. Maryam berkata: Sesungguhnya aku berlindung darimu kepada Tuhan Yang maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertaqwa.” (QS. Maryam ayat 18). Jibril menjawab Maryam “Sesungguhnya aku hanyalah urusan Tuhanmu yang ditugaskan untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.” (Surat Maryam ayat 19). Maryam tidak memahami bagaimana dia bisa  memiliki seorang putra tanpa seorang suami. Kemudian Jibril meniup ke pakaian kurung Maryam, dan tiupan tersebut itu masuk sampai ke rahimnya. Setelah itu atas izin Allah SWT, Maryam akhirnya mengandung seorang putra.

Penduduk Bani Israil yang Zalim kepada Nabi Isa

Ketika Bani Israel mengetahui bahwa Maryam mempunyai anak tanpa suami, mereka percaya bahwa Maryam telah melakukan perbuatan zina. Namun, dengan izin Allah SWT, Nabi Isa yang masih berusia muda diberikan kemampuan spesial, yaitu berbicara sehingga Nabi Ia dapat menjelaskan kepada kelompok Bani Israil bahwa dia adalah Nabi yang diutus oleh Allah SWT. Namun Bani Israil justru iri dengan Nabi Isa karena diangkat menjadi nabi dan rasul oleh Allah SWT. Selain itu, nabi Ia menerima berbagai mukjizat lain, seperti kekuatan untuk menyembuhkan orang buta, kekuatan untuk menyembuhkan orang sakit, dan kekuatan untuk membangkitkan orang  mati. Dia juga tahu cara membuat burung dari lumpur.

Mukjizat Nabis Isa AS

Mereka iri kepadanya karena ketika Tuhan mengutus Nabi Isa AS dengan bukti dan petunjuk yang jelas, dia diberkahi dengan banyaknya mukjizat yang luar biasa dari Allah SWT. Di antara mukjizatnya adalah kemampuan untuk menyembuhkan orang buta dan orang sakit dan menghidupkan kembali orang yang sudah mati atas izin Tuhan semesta alam. Keajaiban lainnya adalah dia mampu membuat patung burung bernyawa hanya dengan meniupnya, tentu saja semua mukjizat yang didapatkan oleh Nabi Isa AS itu atas dengan izin Allah SWT. Kemudian dia bisa disaksikan dan terbang di mata orang-orang yang melihatnya. Namun demikian, mereka menyangkalnya, menentangnya, dan mencoba menggertaknya dengan segala kemampuannya. Sehingga Nabis Isa tidak bisa tinggal di satu daerah dalam waktu yang lama, oleh sebab itu Nabi Isa AS selalu melakukan banyak perjalanan, dan ibunya juga bepergian bersamanya. Namun hal itu juga masih belum cukup untuk membuat mereka puas. 

Disaat yang bersaman, munculkan seorang raja yang dikenal sebagai Raja Dimasyq (Damaskus) saat itu. Raja Dimasyq adalah seorang raja musyrik yang memuja bintang-bintang yang dikenal pemeluk agamanya sebagai pemeluk agama Yunani. Akhirnya mereka memberikan laporan palsu mengenai ada seorang laki-laki yang menghasut banyak orang untuk menyesatkan mereka dan memberontak raja. Setelah mendengar laporan ini, raja sangat marah dan mengirim instruksi kepada gubernur Baitul Maqdis, menangkap orang yang dimaksud, menyalibkannya, dan mengikat kepalanya  lagi. Segera setelah  surat Raja sampai pada gubernur, ia langsung melakukan perintah tersebut, lalu ia pergi bersama sekelompok orang Yahudi menuju rumah tempat tinggal Nabi Isa. Dengan beberapa temannya, ada sekitar 12 atau 13 dari mereka. Menurut pendapat lain, itu adalah 17 orang. Ini terjadi saat hari Jumat setelah waktu Ashar, yaitu Sabtu malam. Mereka mengepung rumah itu.  Nabi Isa memberitahu teman-temannya untuk keluar dari rumah tersebut ketika ia merasa mereka pasti bisa memasuki rumah tersebut secara paksa, atau ketika mereka terpaksa meninggalkan rumah dan akhirnya bertemu dengan mereka. Nabi Isa bertanya kepada temannya apakah ada yang ingin berpura-pura menjadi Nabi isa dan kelak akan menjadi temannya di surga.  Maka majulah seorang pemuda dan bersedia berperan menjadi Nabi Isa. Tetapi Nabi melihat pemuda itu masih sangat belia untuk itu. Jadi dia mengulangi permintaannya beberapa kali. Namun setiap kali dia mengulangi kata-katanya, tidak seorang pun kecuali pemuda itu yang berani maju. Akhirnya, Nabi Isa berkata, “Jika demikian, jadilah  seperti Aku.” Maka Allah memberikannya kepada Nabi Isa. Saya melakukan hal yang sama. Sampai dia seolah-olah dia adalah Nabi Isa sendiri