Perang Terbesar di Zaman Nabi Muhammad

Membaca kisah para nabi memang selalu memiliki daya tarik tersendiri bagi pemeluk agama Islam. Apalagi kisah dari Nabi Muhammad SAW, masa dimana beliau memperkenalkan Islam, berperang melawan kaum Quraisy yang merupakan orang-orang kafir.

Adanya catatan sejarah seperti ini tentu memiliki tujuan supaya generasi muda dapat mengenal dengan baik dan mengetahui bagaimana sejarah dari nenek moyang, dalam hal ini berarti cerita para rasul Allah SWT. Sama halnya dengan kamu membaca Al-Qur’an yang tidak hanya sekedar buku bertuliskan tulisan Arab yang wajib dibaca saja, tetapi ada begitu banyak kisah sejarah di dalamnya.

Beberapa Perang Islam Terbesar di Zaman Rasulullah SAW

Pada Al-Qur’an sendiri terdapat banyak cerita, termasuk peristiwa penting masa lalu yang pernah terjadi pada masa Rasulullah SAW, contohnya adalah adanya beberapa perang besar pada zaman Nabi Muhammad SAW dan kisah-kisah lainnya.

Pada Al-Qur’an dijelaskan bila Allah SWT memberikan izin kepada umatnya untuk melakukan peperangan, namun tentunya perang tersebut mempunyai tujuan guna membela agama dan melindungi kaumnya dari serangan musuh.

Berikut dibawah ini adalah beberapa perang besar yang pernah terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW, diantaranya :

Perang Badar

Pertama adalah perang Badar, dimana keadaan tersebut merupakan pertama kalinya kaum muslimin berperang sekaligus membuat sejarah. Sebab pada perang Badar, kaum muslim berhasil memenangkan peperangan walaupun hanya dengan jumlah sedikit. 

Namun, berkat adanya bantuan dari Allah SWT, yaitu para tentara malaikat, keimanan dari semua kaum muslim yang kuat, kepatuhan luar biasa terhadap perkataan Nabi Muhammad SAW, serta semangat juang tinggi. Membuahkan hasil yang membuat semua orang patut berbangga dan bersyukur karena mampu memenangkan perang tersebut.

Perang Uhud

Saat perang badar kaum Quraisy mengalami kegagalan sehingga mereka merasa dendam dan karena hal tersebutlah perang Uhud terjadi. Perang tersebut terjadi di tahun ketiga 625 Masehi. Tidak sama seperti ketika perang badar yang perlengkapan perang tidak lengkap di perang Uhud ini kaum muslim berangkat dengan membawa pasukan kurang lebih 1000 orang dan kekuatan penuh.

Perang dimulai dengan adu tanding dan berhasil dimenangkan kaum muslimin tetapi sangat disayangkan bahwa kemenangan tersebut tidak bisa bertahan. Hal ini dikarenakan kecerobohan dari kaum muslim yang langsung menuruni bukit dan memunguti harta rampasan perang milik kaum Quraisy.

Mereka terlalu cepat terlena dan menganggap sudah memenangkan perang namun pada kenyataannya hal tersebut malah dimanfaatkan Khalid Bin Walid dari pihak Quraisy untuk menyerang balik kaum muslim dan membuat pihak Nabi Muhammad SAW menjadi porak poranda.

Perang Mut’ah

Ketiga adalah perang mut’ah, penyebab dari terjadinya perang ini adalah dikarenakan Al-Haris Bin Umair salah satu dari utusan Rasulullah SAW terbunuh ketika diutus oleh Nabi Muhammad untuk memberikan surat ke pimpinan Bashar. Dalam perjalanannya Al Haris dicegat oleh gubernur Balqa, yaitu Syurahbil Bin Amr di wilayah Syam. Al-Haris ditangkap, kemudian di penggal.

Perang ini adalah pembuka bagi umat muslim menaklukkan negara-negara Nasrani. Pada perang mut’ah, Rasulullah telah mempersiapkan kurang lebih 3000 prajurit dan ini merupakan jumlah terbanyak di dalam sejarah. Kemudian pada pihak Romawi yang kala itu dipimpin heraklius mempunyai 100.000 prajurit.

Pada perang ini Khalid bin Walid yang tadinya merupakan salah seorang dari kaum Quraisy, sudah menjadi seorang mualaf dan perang mut’ah merupakan perang pertama bagi dirinya sejak pertama memeluk Islam dan melindungi kaum muslim. Di perang ini pula ia mampu mengalahkan pasukan Romawi hingga memperoleh kemenangan bagi umat muslim.

Perang Ahzab (Khandaq)

Keempat adalah perang ahzab di mana perang ini dimulai oleh para pimpinan Yahudi Bani Nadhir sebanyak 20 orang dan mereka mengajak kaum Quraisy untuk ikut menumpas kaum muslim. Saat itu pemimpin dari Yahudi adalah Bani Ghatafan ia mendatangi tempat-tempat di Arab yang berada di sekitaran Mekah untuk mengajak mereka memerangi umat Islam saat itu.

Dan setelah seluruh kelompok tersebut mencapai kesepakatan mereka memilih bergabung dengan satu tujuan yaitu menghabisi seluruh kaum muslim yang ada di Madinah. Dalam kelompok tersebut terdapat kurang lebih 10.000 prajurit. 

Lalu apa yang dilakukan oleh kaum muslimin ketika mendengar hal tersebut? Salman Al-Farisi menggunakan strategi yang sangat brilian yaitu iya menggali parit dengan tujuan menghalangi masuknya pasukan ke kawasan Madinah.

Perang Tabuk

Perang Tabuk terjadi pada tahun kesembilan, yaitu bulan Rajab di wilayah Tabuk. Itu adalah salah satu pertempuran terbesar di zaman Nabi, dan yang terakhir dalam hidupnya. Jadilah perang terberat bagi umat Islam karena bertepatan dengan panen raya.

Ini pasti sulit bagi tentara Muslim, karena mereka harus meninggalkan tanah pertanian yang siap dipanen. Ini adalah ujian yang paling berat bagi umat Islam, tetapi karena pengabdian mereka kepada Allah dan Rasul-Nya, perintah perang ini tidak dapat diabaikan, dan mereka tetap berperang demi agama Allah.

Pertempuran Tabuk adalah pertempuran balas dendam atas kekalahan Romawi di Pertempuran Muta. Selama perang ini, mereka mengerahkan lebih banyak pasukan, dengan kekuatan sekitar 40.000 orang. Ketika mendengar bila bangsa Romawi telah mempersiapkan prajurit sebanyak itu, kaum muslim juga berlomba untuk bersiap. 

Namun, ketika hari peperangan tersebut sudah datang dan pasukan dari Rasulullah SAW menunggu di tempat yang telah ditentukan tersebut, entah apa yang sudah terjadi tetapi pasukan dari bangsa Romawi tidak kunjung terlihat.

Dari catatan yang ada dikatakan bila saat itu pasukan dari Romawi merasa takut dan khawatir dengan keberadaan pasukan kaum muslim dan pada akhirnya di tengah perjalanan mereka tercerai-berai yang mengakibatkan tidak ada perang dan digantikan dengan perjanjian damai.