mustafa kamal ataturk

Siapa Mustafa Kemal Ataturk?

Akhir bulan Oktober lalu diwarnai dengan tuaian protes atas usulan penggantian nama jalan di daerah Menteng menjadi Jalan Mustafa Kemal Ataturk. Usulan nama jalan tersebut sebetulnya lebih didasarkan pada hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Turki. 

Permintaan Pemerintah Indonesia untuk mengubah nama jalan Holanda Cadesi yang ada di depan KBRI di Ankara diubah menjadi Ahmet Soekarno disetujui oleh pemerintah Turki sebagai tanda kedekatan diplomatic antara kedua negara. 

Oleh karena itu untuk menghormati itu, pemerintah mengusulkan penggantian satu nama jalan di Jakarta memakai nama Bapak Turki tersebut. Tapi ternyata usulan itu menuai banyak protes sehingga penggantian nama tersebut batal dilakukan. 

Protes tersebut muncul dikarenakan Mustafa Kemal Ataturk dinilai sebagai sosok yang merubah dan mengacak-acak ajaran islam. Pada akhirnya pemerintah mencoba untuk mengusulkan nama lain yang tetap mencirikan Turki untuk tetap menjaga hubungan diplomatik.

Lalu siapakah Mustafa Kemal Ataturk sampai-sampai namanya diusulkan sebagai nama jalan di Indonesia? Mustafa Kemal Ataturk adalah presiden pertama Turki. Dia juga salah satu tokoh yang menjadi pelopor sekularisme di dunia islam.

Mengenal Mustafa Kemal Ataturk

Mustafa Kemal Ataturk lahir pada tanggal 12 maret tahun 1881 di daerah Slanik Ottoman (saat ini berganti nama menjadi Thessaloniki di daerah Yunani). Di waktu lahir dia diberi nama Ghazi Mustafa Kemal Pasha oleh kedua orang tuanya. Terlahir dari pasangan Ali Riza Efendi dan Zubeyde Hani ini harus kehilangan ayahnya yang seorang pekerja bea cukai di usianya yang baru menginjak 7 tahun.

Di umur 12 tahun, Mustafa muda menempuh pendidikan di sekolah militer. Ketika dia menjadi murid di sekolah menengah militer di Slanik, dia mendapat nama Kemal yang diberikan oleh guru matematikanya. Nama Kemal mempunyai arti kesempurnaan. Nama itu diberikan oleh guru matematikanya dikarenakan Mustafa sangat cerdas di bidang akademiknya. 

Pada tahun 1895, Mustafa menjalani pendidikan di akademi militer di Manastir hingga lulus pada tahun 1905 dan berpangkat letnan lalu mendapatkan penempatan kerja di Damaskus. Di sana Mustafa akhirnya bergabung dengan kelompok rahasia Vatan ve Hurriyet (tanah air dan kemerdekaan) yang isinya adalah para perwira dengan keinginan khusus, yaitu adanya pembaruan dari pemerintahan Kesultanan Utsmaniyah. 

Tahun 1907 Mustafa dipindah tugaskan ke Slanik dan di sana dia bergabung dengan Komite Kesatuan dan Kemajuan atau sering disebut Kelompok Turki Muda. Di tahun 1908 Mustafa dan Kelompok Turki Muda ini berhasil mengambil paksa kekuasaan Sultan Abdul Hamid II dan dengan momen ini, Mustafa akhirnya naik pangkat menjadi Militer Senior. Dia juga ikut melawan invasi italia di Provinsi Libya pada tahun 1911. 

Pada pertengahan tahun 1913 Mustafa kembali ke Istanbul lalu diangkat menjadi komandan pertahanan di wilayah Canakkale. Tahun 1914 Mustafa diangkat menjadi atase militer di Sofia. Hal ini sebenarnya dilakukan oleh Ottoman untuk  menyingkirkan Mustafa dari ibu kota dan juga untuk meredam karir politiknya.

Pada perang Dunia Pertama, Kekhilafan Ottoman ikut berpihak pada Jerman dan Mustafa ditempatkan di area Tekirdag. Di tahun 1915 Mustafa di promosikan menjadi colonel dan menjabat sebagai komandan daerah Gallipoli. 

Mustafa mempunyai peran yang sangat besar dalam pertempuran Gallipoli melawan sekutu Inggris, Prancis dan ANZAC. Pada pertempuran ini Mustafa dan pasukannya berhasil menahan tentara sekutu di Conkbayiri dan bukit Anafarta. Karena keberhasilannya ini Mustafa mendapat gelar pasya dan diangkat dengan pangkat brigadir jenderal. Dan setelah Perang Dunia Pertama berakhir, Mustafa diangkat menjadi panglima dari semua pasukan militer yang ada di wilayah Turki Selatan.

 Di tahun 1918 Kekaisaran Ottoman akhirnya menyerah pada sekutu dan akhirnya wilayahnya dikuasai oleh pihak Sekutu. Di waktu itu banyak muncul gerakan-gerakan rakyat yang melawan Sekutu untuk mengusir mereka dari wilayah Turki. Dan disini pasukan yang dipimpin oleh Mustafa ikut turun dalam perlawanan  dibantu oleh banyak pergerakan dari rakyat dan akhirnya sukses mengusir penjajah dari wilayahnya. 

Dengan keberhasilan itu akhirnya Mustafa dan rakyat sepakat untuk membuat pemerintahan tandingan di Anatolia untuk menyingkirkan kekuasaan Sultan. Hal itu dilakukan karena mereka menilai kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh sultan telah bertentangan dengan kepentingan nasional Turki.  Pada akhirnya Mustafa bersama para rakyat berhasil mendeklarasikan kemerdekaan Turki dan menjatuhkan pemerintahan Ottoman.

Mustafa akhirnya memimpin Pemerintahan Turki setelah berhasil menjatuhkan ottoman dan mendeklarasikan kemerdekaan. Di tangannya, kebijakan dari kekaisaran islam Ottoman dirubah untuk menjadi lebih moderat. 

Salah satu bukti nyata perubahan yang dilakukan oleh Mustafa adalah diijinkannya wanita untuk ikut masuk dalam parlemen serta dibukanya sekolah yang tidak ada batasan gender antara laki-laki dan perempuan. 

Pada tahun 1934, Mustafa mendapat nama Ataturk yang merupakan gelar dari Negara yang mempunyai arti Bapak Orang Turki. Dengan demikian namanya kini menjadi Mustafa Kemal Ataturk. Mustafa Kemal Ataturk akhirnya harus menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 10 November tahun 1938 karena penyakit ginjal yang dideritanya.